Mendikbud: Orang Cerdas Cinta Damai



PALANGKARAYA. Ciri orang cerdas adalah cinta damai. Orang yang suka bertengkar artinya tidak cerdas. Hal itu ditekankan oleh Mohammad Nuh pada sambutan puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-47 yang bertemakan Aksara Membangun Perdamaian dan Karakter Bangsa, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (16/9).
Dengan melek aksara, kata Nuh, seseorang bisa mengembangkan kecerdasannya. Orang cerdas, lanjut Nuh, adalah orang yang pola pikirnya yang tidak terkotak-kotak, kreatif, dan mampu bertoleransi dengan perbedaan. Hal ini penting terkait keanekaragaman di Indonesia baik dari budaya, agama, suku, dan lainnya.
Selain itu, Nuh juga menyatakan orang cerdas adalah yang mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya. Tidak menambah masalah dengan permasalahan baru, “Jadi bukan mempersoalkan persoalan itu sendiri,” kata Nuh.
Oleh karena itu, Nuh mendorong seluruh elemen bangsa untuk mengentaskan buta aksara. Tidak cukup hanya sekedar bisa baca-tulis-hitung (calistung), tapi juga memperluas keaksaraan itu menjadi kemampuan observasi, mengolah dan menganalisis, serta menyajikanya.
“Ini adalah modal yang kuat bagi manusia untuk mengembangkan 3T, teknologi, talenta, dan toleransi. (Dina Julita/HK)

Komentar