Sinergikan PKBM dan SKB


sinergikan PKBM dan SKB

Keberadaan PKBM  di akar rumput merupakan peluang yang strategis bagi masyarakat untuk meningkatkan kesempatan belajar. Untuk itu revitalisasi kebijakan PKBM menjadi relevan dan penting. Hal ini perlu dimulai dengan menyikronkan dan menyinergikan PKBM dengan SKB.

Demikian dinyatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Prof. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog,  dalam International Seminar of Community Learning Centers (Seminar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Internasional) di Jakarta, Jumat (27/4).

“Selama ini hubungan PKBM dengan SKB seperti air dengan minyak. Sejak diberlakukan otonomi daerah, PKBM maju pesat, sementara banyak SKB yang kehilangan perannya. Saya harap ke depan SKB dan PKBM bisa menjadi mitra,” kata Lydia.

Menurut Lydia, SKB dilengkapi dengan sarana prasarana, sumberdaya manusia, sumber dana, dan jaringan kerja serta sistem informasi yang lebih baik.  Untuk itu SKB harus dapat menjadi mitra dalam pengembangan program-program yang akan dijalankan PKBM.

Lydia juga mengharapkan ada benang merah antara PKBM dengan model program yang sudah dikaji di tingkat propinsi oleh Balai Pengembangan Pendidikan Non-formal dan Informal (BP-PNFI)ataupun Pusat Pengembangan Pendidikan Non-formal dan Informal (P2PNFI). Model yang dinilai layak dapat diteruskan ke PKBM melalui  pelatihan-pelatihan untuk para tutor PKBM.

“Dengan demikian keseluruhan program yang masuk dalam pembelajaran sepanjang hayat di propinsi, kab/kota berada dalam garis warna yang sama,” kata psikolog keberbakatan anak ini. (Dina/HK)


sumber: http://www.paudni.kemdikbud.go.id/sinergikan-pkbm-dan-skb/

Komentar