Model Pembelajaran Muatan Lokal pada Pendidikan Kesetaraan


PENDAHULUAN
Pada umumnya, peserta didik yang terlibat dalam proses belajar akan berfikir tentang apa yang akan dikerjakan nantinya setelah menyelesaikan program pendidikan yang diikutinya. Artinya, setelah selesai mengikuti program pendidikan, peserta didik biasanya mengharapkan hasil yang kiranya dapatmemperbaiki kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hidup (life skill) harus lebih dominan dibandingkan dengan pendidikan akademik.
Senada dengan hal tersebut, Sihombing (1999: 47) menyatakan bahwa program pendidikan masyarakat janganlah diciptakan hanya sekedar belajar untuk belajar, tetapi harus belajar untuk hidup. Dengan demikian kurikulum pendidikan kesetaraan, khususnya program Kejar Paket A, Paket B dan Paket C hendaknya mengutamakan sinkronisasi antara kebutuhan peserta didik dengan potensi sumber daya lokal, sehingga dapat menciptakan out put pendidikan kesetaraan yang  diunggulkan untuk mengolah kompetensi lokal daerahnya.

Saat ini, program kesetaraan yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Sanggar Kegiatan Belajar (UPTD SKB) Magetan diikuti oleh peserta didik yang berjumlah 140 orang Paket B dan 18 orang Paket C. Mayoritas mereka berdomisili di pedesaan dan memelihara sapi. Untuk itu pembelajaran pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif dapat diterapkan sebagai pelajaran keterampilan (muatan lokal) yang dapat dijadikan bekal hidup peserta didik nantinya, sehingga setelah lulus mereka diharapkan dapat hidup secara mandiri. Secara umum pemanfaat biogas bukan hal yang baru, karena sudah banyak dibicarakan dan sudah banyak buku-buku  literatur mengenai hal itu. Penulis hanya menerapkan teori ini pada peserta didik program kesetaraan di mana sebelumnya belum ada yang mengangkat permasalahan ini untuk diterapkan dalam proses pembelajaran  muatan lokal (terutama di kabupaten Magetan).

BIOGAS
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan  bantuan bakteri. Proses  degradasi  material  organik  yang   tanpa   melibatkan  oksigen ini disebut anaerobik digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar berupa metana. Material organik yang terkumpul pada  digester  akan   diuraikan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material organik akan didegradasi menjadi asam  lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam.  Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi.

Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang  seperti  lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. Setelah material organik berubah menjadi asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, serta methanobacterium.

Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah/limbah yang keberadaannya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan, limbah rumah tangga dan municipal solid waste (MSW).

Sejarah Biogas
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar  di   benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa  terjadi  pada  tahun   1770,  beberapa  dekade  kemudian,   Avogadro    mengidentifikasikan tentang gas metana.  Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini (Sjahruddin. S, 2008: 10)

Digester Biogas
Ada beberapa jenis digester biogas yang dikembangkan diantaranya adalah digester jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhir ini dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai reaktor sederhana dalam skala kecil.

Limbah
Limbah merupakan sisa dari suatu produksi  yang sudah tidak dipergunakan lagi. Berdasarkan asal bahannya limbah dipilah menjadi 3  macam, yaitu;
1). Limbah Pertanian:
Limbah yang berasal dari sisa produksi pertanian, seperti jerami padi, sekam padi, gulma, batang atau tongkol jagung, serta potongan tanaman lainnya. Limbah pertanian bisa juga berasal dari hewan berupa kotoran ternak, sisa pakan ternak.
2). Limbah Industri:
Limbah yang berasal dari sisa proses produksi suatu pabrik, ini biasanya berupa limbah padat dan cair. Limbah padat contohnya ampas tebu, limbah pengalengan makanan, limbah kelapa sawit dan masih banyak contoh lainnya. Limbah cair contohnya alkoho, limbah pengolahan kain, limbah pengolahan kertas.
3). Limbah Rumah Tangga:
Limbah yang berasal dari sisa kegiatan rumah tangga sehari-hari. Contohnya sampah keluarga, limbah dapur, tinja, urine.

Pada umumnya, jika kita mendengar kata limbah, maka asumsi yang muncul secara otomatis adalah barang yang menyebalkan, mengganggu pemandangan dan tidak sedap dipandang.  Ini berlaku untuk semua jenis limbah.  Langkah yang diambil kebanyakan orang adalah bagaimana agar limbah  tidak mengganggu. Jalan pintas yang paling cepat biasanya limbah tersebut langsung dibuang. Pada kenyataannya ini memang menyelesaikan masalah, tetapi dapat menimbulkan masalah baru lagi. Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka limbah akan semakin menumpuk.

Program pendidikan kesetaraan UPTD SKB Kabupaten Magetan berusaha merubah sudut pandang tersebut agar menjadi berbeda, yaitu bagaimana limbah bisa menjadi barang yang bermanfaat melalui program pelajaran muatan lokal/keterampilan khususnya pengolahan limbah ternak sapi.

DAMPAK POSITIF PROGRAM PEMBELAJARAN
Hemat
Hemat merupakan suatu tindakan/usaha melakukan kegiatan yang dapat menekan biaya  ataupun waktu. Banyak orang berkata hemat sangat diperlukan dalam setiap aktifitas kehidupan sehari-hari. Biasanya jika terjadi penghematan pasti akan terdapat penyisihan/kelebihan baik  berupa material maupun non material.
Pelaksanaan program pelajaran muatan lokal /keterampilan pengolahan limbah kotoran sapi ini bertujuan untuk mengajak peserta didik berpikir memanfaatkan barang yag sudah tidak berguna mennjadi barang yang menghasilkan. Dengan harapan untuk jangka panjangnya akan terjadi penghematan khususnya dalam penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga.

Nyaman
Nyaman adalah suatu keadaan yang menyenangkan dalam kehidupan seseorang/masyarakat. Kenyamanan bisa diartikan sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Semua orang pasti menginginkan kenyamanan dalam setiap aktifitasnya. Untuk mewujudkan kondisi ini diperlukan berbagai macam cara, tergantung masing-masing orang dalam menciptakan  kenyamanan.

Pembahasan permasalahan ini khusus dalam hal lingkungan masyarakat yang memelihara ternak sapi. Biasanya, limbah ternak sapi sebelum digunakan untuk pupuk dianggap sangat menganggu pemandangan dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Dengan demikian, limbah tersebut akan menimbulkan suasana yang tidak nyaman dalam lingkungan masyarakat peternak sapi. Program pengolahan limbah kotoran sapi yang dilaksanakan oleh warga peserta program pendidikan kesetaraan yang dikelola UPTD SKB Kabupaten Magetan  telah berhasil merubah keadaan tersebut di atas. Limbah ternak sapi akan menghasilkan dan menciptakan suasana nyaman di lingkungan.

Lokasi Kegiatan
Kegiatan pembelajaran pembuatan biogas dilaksanakan di lima kecamatan di wilayah Kabupaten Magetan yang merupakan tempat penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan oleh UPTD SKB. Secara rinci dapat dilihat pada tabel  berikut: 
Tabel  1: Lokasi Kegiatan dan Jumlah Peserta didik


Kecamatan
Desa
Program Kesetaran
Kelas
Parang
Ngunut
Paket B
VII
Plaosan
Sumberagung
Sidomukti
Bulugunung
Paket B
VII
VII
IX
Sidorejo
Sambirobyong
Paket B
VII
Maospati
Malang
Paket C
XII

Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal pembuatan biogas ini  dimulai pada tahun ajaran 2009/2010, yaitu bulan Agustus s/d Januari tahun 2009 khusus untuk kelas IX Paket B dan kelas XII Paket C. Januari s/d Mei 2010 untuk kelas VII dan VIII Paket B.
Sasaran Kegiatan
Adapun sasaran kegiatan ini adalah peserta didik program pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan UPTD  SKB Kabupaten Magetan dengan jumlah dan klasifikasi usia sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2: Jumlah Peserta didik Berdasar Klasifikasi Umur


Nama Program
Usia
Jumlah
16-20
21-25
> 26
Paket B
2
99
39
140
Paket C
3
10
5
18

Dilihat dari latar belakang ekonomi peserta didik sangat variatif seperti  tercantum pada tabel berikut.

Tabel 3: Peserta Didik Didasarkan Jenis Pekerjaan


No.
Pekerjaan
Jumlah
1.
Petani
96
2.
Peternak
26
3.
Pedagang
20
4.
Buruh
17

Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran muatan lokal yang disampaikan pada program pendidikan kesetaraan di UPTD SKB Magetan sebagai berikut:
Tabel 4: Materi Pembelajaran Muatan Lokal Pembuatan Biogas

No. Materi Teori Praktek Jam Pelajaran
1. Pengenalan Digester 2 2
2. Teknik Pembuatan Digester 4 10 14
3. Pembuatan Digester 4 6 10
4. Pengisian Digester 2 5 7
5. Perawatan Digester 1 2 3
13 23 36
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran  muatan lokal yang disampaikan pada program pendidikan kesetaraan di UPTD SKB Magetan ada 2 yaitu ;
1. Partisipatif:
Pembelajaran yang banyak melibatkan partisipasi peserta didik dalam setiap proses pembelajarannya. Dengan tujuan agar lebih mudah ditangkap oleh peserta didik dan pembelajaran tidak hanya satu arah saja.
1. Demonstrasi:
Pemberian materi pembelajaran dilakukan dengan menekankan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk dan peragaan secara langsung. Melalui metode ini diharapkan peserta didik dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan pembuatan biogas.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Dalam program kegiatan pembelajaran muatan lokal  pembuatan biogas pada pendidikan kesetaraan Kejar Paket B dan Kejar Paket C dilakukan langkah-langkah berikut:
1.    Persiapan:
Nara sumber menyiapkan segala keperluan yang akan diperuganakan dalam pembelajaran, meliputi bahan, alat dan materi yang akan dipergunakan selama pembelajaran.
2.  Pembukaan Pembelajaran:
Nara sumber memberikan penekanan pada peserta didik karena pembelajaran yang diterapkan banyak aplikasinya dibandingkan dengan klasikan. Tujuannya agar peserta didik mudah dan cepat menangkap materi yang disampaikan.
3.    Pelaksanaan Pembelajaran:
Kemampuan nara sumber merupakan modal yang utama harus dimiliki. Hal ini disebabkan peserta didik sangat variasi latar belakang pendidikan dan umurnya.
4.   Penutup:
Memberi penegasan kepada peserta didik dari meteri yang disampaikan tentang manfaat penting keahlian bagi semua orang.
Evaluasi
Evaluasi pada program pembelajaran muatan lokal pembuatan biogas ini pada pendidikan kesetaraan program Kejar Paket B dan Paket C di UPTD SKB Magetan yang digunakan adalah:
1. Tes Lisan:
Tes lisan dilakukan tutor dengan mengadakan wawancara pada peserta didik yang mengikuti program pembelajaran pembuatan biogas.
1. Tes Perilaku:
Tutor mengadakan evaluasi didasarkan atas perilaku pada peserta didik. Adakah terjadi perubahan perilaku dan sikap mereka antara sebelum mengikuti program dan setelah mengikuti program. . Karena pembelajaran muatan lokal ini tidak memberikan nilai angka dalam raport peserta didik.  Karena tujuan yang paling pokok peserta didik bisa membuat biogas dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadwal Pelaksanaan
Pembelajaran muatan lokal pembuatan biogas pada program pendidikan kesetaraan SKB Magetan  dilaksanakan pada tahun ajaran 2009/2010,  mulai kelas VII sampai dengan kelas IX untuk Paket B dan kelas XII untuk paket C (kelas X dan XI tidak ada). Adapun jadwal pembelajaran secara rinci pada tabel berikut.
Tabel 5:   Jadwal Pembelajaran  Muatan Lokal Kejar Paket B dan Paket C Tahun  2009/2010

Nama Program Kelas
  VII VIII IX XII
Paket B Selasa
Sabtu Kamis Rabu
Paket C Jum’at
Hasil Kegiatan
Kegiatan pembelajaran pembuatan biogas memberikan  hasil sebagai berikut:
1. Penguasaaan konsep dan keterampilan:
Peserta didik yang mengikuti program keterampilan muatan lokal ini secara keseluruhan berjumlah 168, tidak semuanya menguasai konsep. Hal ini disebabkan peserta didik dalam tiap pertemuan yang tidak masuk rata-rata 15%.
1. Digester yang berhasil dibuat oleh peserta didik berjumlah 2 buah
2. Pemanfaat biogas yang dilakukan oleh 4 keluarga dengan jumlah anggota keluarga 20 jiwa
Pembahasan Proses Pembuatan Biogas
1).Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat biogas adalah sebagai berikut: Batu bata untuk tempat rekator (sesuai kebutuhan), plastik tempat Digester, penampung gas (plastik), bak/drum pengaduk bahan, kompor gas, selang (untuk saluran gas dari Digester ke pipa pengaman), paralon 3 inci (untuk menyalurkan gas), kotoran sapi (sebagai bahan baku pembuatan gas) keran untuk mengatur besar kecilnya biogas, pipa paralon 6 inci untuk lubang pemasukan kotoran sapi dan lubang pembuangan serta kompor untuk pemanfaat biogas yang sudah terbentuk.
2). Teknik  Pembuatan Digester
· Buat lubang di dalam tanah dengan ukuran panjang 5 m lebar 1 m dan kedalaman 1 m (sebagai lubang/bak utama)
· Buat tembok di bagian sisi-sisi lubang tersebut dan diplester halus. Bagian bawah dibiarkan. Lubang ini berfungsi sebagai bak digester.
· Buat bak di bagian sisi arah memanjang (disesuaikan dengan jarak terdekat pembuanagn kotoran ternak) berfungsi sebagai bak pengisian. Ukuran bak 0,60 x 0,60 x 0,60 m
· Buat bak sama seperti point 3, berfungsi sebagai bak pembuangan.
· Hubungkan antara bak pint 3 dengan lubang utama (digester) dengan pipa ukuran 3 inci. Untuk menghindari terjadinya pemampatan, maka di bagian pipa bak pengisian disambungkan dengan pipa loeterT dengan arah lubang ke atas dan bawah. Untuk lubang ke atas, dihubungkan dengan pipa 3 inci, begitu juga yang ke bawah, kemudian disambung dengan penyambung leter L yang dilanjutkan dengan menyambungkan pipa 3 inci ke bak utama.
· Perhatikan, jarak antara pipa yang masuk ke bak utama dengan bagian dasar bakutama sekitar 60 cm.
· Pada sisi lain (yang berseberangan dengan bak pengisian), juga dipasang pipa 3 inci yang dihubungkan dengan lubang pengeluaran/pembunagan.
· Perhatikan, jarak antara pipa pembuangan dengan bak dasar utama 0,70 m.
· Siapkan plastik 5 m x 1 m, kemudian masukkan  dalam bak utama. Pada bagian lubang hubungkan dengan masing-masing lubang (lubang pengisian dan pengeluaran)
· Pada bagian atasnya,  dibuat lubang yang dihubungkan dengan pipa ukuran 25 inci. Fungsinya untuk penyaluran gas ke  plastik penampung.
· Siapkan plastik ukuran 3mx1m (menyesuaikan) untuk penampungan gas. Pada bagian lubangnya dipasang pipa leter T yang dihubungkan dengan pengaman yang langsung ke kompor gas.
· Untuk pengaman bisa dibuatkan kran plastik.
3). Persiapan Pembuatan Digester
· Buat atap yang bisa melindungi bagian utama digester, agar terhindar dari sengatan matahari atau ganguan binatang.
· Pada bagian atap, dibuat rak yang tepat di atas lubang digester utama (menyesuaikan), fungsinya untuk menyimpan plastik penampungan gas.
· Setelah semua rangkaian selesai, siapkan kotoran sapi awal sebanyak kurang lebih  100 karung/kantong semen = 2.000 liter. (agar kontiyu pengisian gas diusahakan ada 2-3 ekor sapi penghasil kotoran)
· Masukan melalui lubang pengisian dan untuk mempercepat penguraian ditambah 1 liter tetes (limbah cair tebu), 3 buah ragi, tape, 100 ml N4 yang berfungsi untuk mempercepat proses penguraian .
· Tunggu kurang lebih 1 minggu, hingga plastiknya megembung sebagai pertanda gas sudah diproduks
Cara Penggunaan Digester
· Kotoran sapi dan air perbandingan 1:1 dimasukkan ke dalam bak pengisian (bisa di drum/ember)
· Diaduk  hingga merata, kemudian masukan ke digester lewat lubang pegisian.
· Dilakukan rutin setiap hari untuk menjaga kontinuitas produksi biogas.
· Sisa limbah berupa lumpur secara otomatis keluar dari Digester setiap kali dilakukan pengisian kotoran
Pemanfaatan Digester
Kemampuan 1 digester dalam memproduksi biogas ditentukan oleh berapa jumlah sapi yang dipergunakan untuk menyuplai bahan baku biogas. Minimal yang dapat digunakan untuk mengisi 1 digester adalah kotoran dari 2 ekor sapi dan ini cukup untuk 1 keluarga kecil. Jika menginginkan biogas dalam jumlah yang besar maka sapi penyuplai bahan baku juga harus ditambah sesuai dengan keinginan pemakai.
Program pengolahan limbah ternak sapi untuk biogas pada program kesetaraan Kejar Paket B dan Kejar Paket C yang dilaksanakan UPTD  SKB Magetan sampai saat ini baru menghasilkan 2 digester yang telah dimanfaatkan oleh 4 keluarga.
Pemeliharaan dan Perawatan Digester Biogas
· Hindarkan digester dari gangguan baik anak-anak, orang jahil, hewan ternak yang dapat merusak digester dengan cara dipagar.
· Isilah selalu pengaman gas dengan air sampai penuh, jangan biarkan kosong karena gas yang dihasilkan akan terbuang  melalui pengaman gas.
· Cegah air masuk ke dalam digester dengan menutup tempat pengisian disaat tidak ada pengisian.
· Periksa secara rutin baik plastik digester maupun plastik penampung gas, untuk mengetahui terjadi kebocoran atau tidak.
· Secara umum biaya khusus perawatan tidak ada. Karena jika tidak terjadi faktor diluar jangkauan kita, kemungkinan mengganti peralatan sangat kecil.
Keuntungan Pemanfaatan Biogas
1. Hemat:
Hemat merupakan tindakan /usaha melakukan kegiatan yang dapat menekan biaya maupun waktu. Jika terjadi suatu penghematan akan memunculkan satu keuntungan. Adapun keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan biogas pada dasar ada 2, yaitu keuntungan nonmateriil dan materiil.
Keuntungan Nonmateriil:
1.   Menghemat waktu: Dengan memakai kompor biogas, kita tidak perlu harus mencari kayu bakar (jika memasak sebelumnya memakai kayu bakar), tidak akan habis (jika sapi tidak dijual) sehingga tidak perlu waktu untuk pergi ke toko untuk membeli gas (jika sebelumnya memasak memakai gas elpiji)
2.   Risiko meledak kecil: Sampai saat menyusun tulisan ini, penulis belum menemukan kasus terjadinya ledakan instalasi biogas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa risiko terjadinya ledakan pada instalasi biogas sangat kecil. Berbagai  literatur dan majalah menyatakan bahwa risiko ledakan dari digester biogas sangat kecil (hampir 0%) jika digester tersebut dibuat secara benar.
Keuntungan Materiil
1. Menghemat kayu: Dengan pemakaian biogas, penebangan kayu untuk kayu bakar dapat dicegah sehingga kelestarian tanaman dapat terjaga. Dengan demikian,keasrian dan kebersihan udara juga tetap terjaga
2. Menghemat uang: Menurut pengalaman salah seorang peserta didik Kejar Paket C yang berdomisili di desa Malang kecamatan Maospati Kabupaten Magetan, sebelum menggunakan biogas dalam 1 minggu ia menghabiskan 5 tabung gas elpiji 3 kg untuk usaha warung (diuangkan 5x Rp. 13.500,- =  Rp. 67.500,-) dalam 1 bulan Rp. 270.000,-. Dengan demikian, setelah menggunakan biogas, dalam 1 bulan ia bisa menyisihkan uang Rp. 270.000,-.
2. Nyaman
Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah atau limbah. Permasalahan sampah/limbah yang timbul karena tidak seimbangnya produksi limbah dan pengolahannya, semakin menurunkan daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah/limbah.
Pengolahan limbah ternak sapi menjadi biogas merupakan salah satu cara pengolahan limbah menjadi energi alternatif. Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif ini bukan hanya mendorong penghematan dari sisi keuangan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi udara. Hal ini dikarenakan pengolahan limbah menjadi biogas mampu mengubah lingkungan yang kurang sedap pemandangannya terutama di sekitar rumah peternak, menjadi bersih dan tidak menimbulkan bau tidak sedap. Tanpa pengolahan limbah kotoran ternak sapi menjadi biogas, akan lebih parah lagi jika tiba musim penggunaan limbah ternak sapi menjadi pupuk yang ditebarkan ke sawah sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap bagi lingkungan sekitar.
Faktor  Pendukung dan Penghambat Program
Faktor pendukung bagi keberhasilan program ini antara lain, peserta didik berasal dari berbagai latar belakang ekonomi. Pada dasarnya mereka memiliki kesamaan, yaitu rata-rata memelihara sapi sebagai pekerjaan sampingan selain pekerjaan pokok. Ini merupakan modal pertama yang harus dimiliki untuk pembuatan biogas.
Faktor penghambat yang muncul dalam program ini di antaranya adalah pola pikir masyarakat yang mempunyai pandangan “tidak mau repot”. Hal ini disebabkan lebih mudah bagi mereka untuk membeli elpiji atau kayu bakar yang mudah di dapat dilingkungan mereka daripada mendaur ulang kotoran ternak sapi.
Keunggulan dan Kelemahan Biogas
1. Keunggulan:
Pada prinsipnya, biogas itu mudah, murah dan bermanfaat. Bahan baku mudah didapat karena tidak harus dibeli, serta mudah didapat dari lingkungan mereka sendiri. Biogas juga mampu menghasilkan produk sampingan yang sangat bermanfaat bagi sektor pertanian. Sisa produksi pembuatan biogas dapat menghasilkan pupuk yang sangat bagus untuk pertanian karena halus dan mudah terurai dalam tanah.
2. Kelemahan:
Bagi peserta didik atau masyarakat yang tidak memiliki sapi, biaya pembuatan biogas biasmenjadi terlalu mahal. Selain itu, untuk melakukan proses daur ulang kotoran ternak sapi diperlukan tempat yang agak luas, sehingga bagi peserta didik atau masyarakat yang tidak memiliki pekarangan yang agak luas sulit untuk menerapkan
KESIMPULAN
Pembelajaran pembuatan biogas pada peserta didik Kejar Paket B setara SMP dan Kejar Paket C  di UPTD SKB Kabupaten Magetan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mengikuti program keterampilan muatan lokal ini secara keseluruhan berjumlah 168, tidak semuanya menguasai konsep. Hal ini disebabkan peserta didik dalam tiap pertemuan yang tidak masuk rata-rata 15%.
2.   Pemanfaat biogas dilakukan oleh 4 keluarga dengan jumlah total anggota keluarga20 jiwa.
3. Peserta didik program kesetaraan Kejar Paket  B dan Kejar Paket C mampu membuat biogas dari limbah ternak sapi, yang ditunjukkan dengan adanya 2 digester yang sudah dibuat serta sudah dirasakan manfaatnya.
Karena mampu menawarkan keterampilan (life skill) ke peserta didik, maka model pembelajaran yang telah diterapkan pada program pendidikan kesetaraan Kejar Paket B dan Paket C di Kabupaten Magetan ini  dapat direkomendasikan guna memasyarakatkan penggunaan bahan bakar hemat energi dengan menggunakan biogas sebagai energi alternatif.
DAFTAR RUJUKAN
Badrussalam, R. (2008). Membuat Biogas dari Rumput dan Dedaunan. Jakarta: Indocamp.
Badrussalam, R. (2008). Membuat Biogas dari Sampah Organik. Jakarta: Indocamp.
Djuarrnani Nan, dkk. (2006). Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta: Agromedia Pustaka
Presiden Republik Indonesia. (2006). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Prihandana, R. dkk. (2007). Meraup Untung dari Jarak Pagar. Jakarta: P.T. Agromedia  Pustaka.
Sjahruddin, S. (2008). Membuat Biogas dari Kotoran Hewan. Jakarta: Indocamp

Sumber:  http://www.bppnfi-reg4.net/index.php/model-pembelajaran-muatan-lokal-pada-pendidikan-kesetaraan.html

Komentar