Pancasila-ku


 Gaung Ideologi Pancasila seakan hampir luluh oleh derasnya arus globalisasi dan modernisasi. Selain kiblat demokratisasi Bangsa Indonesia yang entah sengaja maupun tidak sengaja telah dialurkan ke westernisasi, bangsa kita juga sekarang tengah dirundung euforia kebebasan menentukan pendapat yang kebablasan. Tingkah laku saling “lempar batu sembunyi tangan” tengah dipraktekkan dan divisualisasikan oleh para pemimpin kita.

Bukan, bukan opini yang cenderung skpetis pada keberlangsungan ideologi pancasila ini, akan tetapi sebuah kekhawatiran dari seorang anak yang bangsa yang memperhatikan tingkah laku bangsa ini. Kita hampir tidak mempunyai apa-apa, selain kesombongan akan kemajuan semu dari sebuah negara bangsa.

Bukan pula, opini ini akan membawa ke sebuah ideologi lain, sebab Ideologi Pancasila tidak bertentangan dengan ideologi agama maupun ketuhanan manapun.  Akan tetapi, bisakah ideologi asli bangsa ini akan tetap bertahan......?

Tanggal 1 Oktober 2011, tepat 46 tahun yang lalu adalah ujian terberat bagi bangsa ini. Setelah negeri ini mengalami keguncangan karena ada keinginan dari para komunis untuk menggantikan Pancasila dengan Komunis, ternyata kejadian demi kejadian terus berlanjut. Pancasila, yang dikenalkan oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dalam pidatonya secara spontan itu, rupanya akan terus menghadapi dinamika dalam implementasinya. Tidak saja, terjadi pada masa-masa dulu, ketika ia sedang ditumbuh kembangkan, dicarikan format yang tepat cara mengimplementasikannya dalam kehidupan bernegara, namun “kesaktian”nya terus teruji, hingga saat ini.

Kesaktian Pancasila terletak pada semangat semua warga Indonesia untuk mengikat tali persaudaraan dengan Pancasila sebagai komitmen persatuan dan penghargaan pada sesama. Pancasila itu ibarat kontrak perjanjian antar semua pluralitas yang ada di Indonesia. Keberbedaan yang ada dapat dimusyawarahkan dengan penjanjian Pancasila itu. Pancasila layaknya surat perjanjian yang mengikat seluruh komponen bangsa untuk bahu membahu membangun negeri.

Oleh karena itu, sudah selayaknyalah ketika kita sebagai generasi muda Indonesia berjibaku untuk terus berusaha agar nilai-nilai universal yang telah diperjuangkan para pendiri negeri terus dipertahankan.
Indonesia bukan Amerika. Indonesia bukan Soviet. Indonesia juga bukan Barat. Indonesia pun juga bukan negara yang liberal dan sekuler. Tetapi Indonesia adalah negara timur yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur asli bumi pertiwi. Indonesia juga negara yang memiliki aturan sebagai garis kebebasan.
Tantangan berat kedepan, sebetulnya bukan datang dari luar negeri. Luar negeri akan bertindak pada negeri ini tergantung bagaimana penduduk negeri ini dalam memperlakukan negeri ini. Mereka akan kembali menjajah kita, ketika kita memberi kesempatan untuk dijajahnya. Mereka juga akan berpikir berkali-kali ketika kita galak pada mereka yang mau merongrong negeri ini.

Mari kita semua, junjung kembali Ideologi Pancasila............................
saya hanya mengingatkan kita ini sebuah negara bangsa yang akan kuat apabila anak-anak bangsa mendukungnya.......

Komentar