oleh
Lilis Widaningsih
pada Sosialisasi PUG
di Wisma Sinar Kasih
Cianjur, 9 Maret 2011
LATAR BELAKANG
TARGET MDGs
• Goal 2: yaitu mencapai pendidikan dasar bagi semua dengan tujuan bahwa pada tahun 2015 semua anak baik laki-laki maupun perempuan dapat mengenyam pendidikan dasar
• Goal 3: yaitu mempromosikan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan dengan tujuan untuk menghapuskan segala bentuk disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah paling lambat pada tahun 2015.
o APA PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
Suatu lembaga pendidikan (sekolah) yang memperhatikan secara seimbang kebutuhan spesifik untuk anak laki-laki dan anak perempuan, pada aspek akademik, sosial, lingkungan fisik, dan partisipasi masyarakat.
o Identifikasi Isu-isu Gender di Sekolah:
• Akses à terhadap semua program/kegiatan
• Partisipasi à dalam pengambilan kebijakan
• Kontrol à terhadap sumber-sumber daya
• Manfaat à dari program/kegiatan yang dilaksanakan
o APA TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
Mewujudkan kesempatan pendidikan yang adil dan setara adil pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, mendorong peningkatan mutu dan efisiensi melalui pemberdayaan potensi perempuan dan laki-laki secara optimal, dan memperkecil ketimpangan gender terutama pada jurusan/program studi dan bidang kejuruan.
o MENGAPA PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
• Kebijakan sekolah cenderung netral (beberapa bias) gender, yang berdampak terhadap tingkat pemerolehan manfaat yang berbeda antara laki-laki dan perempuan (laki-laki biasanya mendapatkan manfaat lebih tinggi dibandingkan perempuan)
• Masih terdapat bahan ajar yang mengandung stereotipe gender yang menguatkan prilaku bias gender di masyarakat.
• Perilaku guru yang belum sensitif gender, yang berdampak pada bentuk-bentuk prilaku yang bias gender
o MENGAPA PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
• Penataan sarana dan prasarana di sekolah yang belum memperhatikan kebutuhan spesifik perempuan dan laki-laki.
• Keterwakilan anggota masyarakat dalam komite sekolah dan dewan pendidikan masih didominasi oleh laki-laki yang biasanya berasal dari kelompok kaya
o RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
Melakukan pengarusutamaan gender pada aspek:
• Manajemen Sekolah, yang meliputi; Organisasi dan budaya sekolah, Sarana dan Prasarana, Administrasi Sekolah, Kebijakan dan Pengelolaan Sekolah
• Proses Pembelajaran; perencanaan pembelajaran, penyusunan bahan ajar, prilaku guru, dan metode/pendekatan dalam pembelajaran, evaluasi dalam pembelajaran
• Peran Serta Masyarakat dalam pendidikan di sekolah
o SIAPA SASARAN PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
• Manajer Sekolah (Kepala Sekolah)
• Tenaga Pendidik (Guru) dan Kependidikan
• Stakeholders pendidikan (Komite Sekolah, Penulis Bahan Ajar, Penerbit, Orang tua)
• Peserta didik
o RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SEKOLAH RESPONSIF GENDER (PSBG)?
• Manajemen Sekolah
• Pembelajaran
• Peran Serta Masyarakat
o MANAJEMEN SEKOLAH BIAS, NETRAL, DAN RESPONSIF GENDER
o Indikator Sekolah Responsif Gender
Aspek Manajemen:
Aspek Manajemen:
• Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan peran yang sama atau setara dalam mengendalikan sistem pendidikan di sekolah;
• Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan peran yang sama atau setara dalam membina, mengarahkan dan melaksanakan pelayanan pendidikan di sekolah dan dapat memperoleh manfaat yang sama dari kesempatan dan peran tersebut;
o Manajemen ….Lanjut
• Sekolah menghargai adanya karakter kerja, kesempatan dan tugas kultur yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan tugas kedinasan;
• Data dan informasi yang digunakan oleh guru dan kepala sekolah terpilah antara laki-laki dan perempuan, dan digunakan untuk analisis pendidikan yang berpihak pada laki-laki dan perempuan secara seimbang;
o Manajemen ….Lanjut
• Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk menempati jabatan struktural dan/atau jabatan fungsional di sekolah, melakukan pengendalian terhadap program serta memperoleh manfaat yang sama;
• Sekolah memiliki sarana-parasarana yang dapat diakses oleh serta memenuhi kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan, seperti: kamar mandi, lapangan olahraga, alat-alat olahraga, pakaian olahraga, kamar ganti, bangsa, dsb,
o MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH RESPONSIF GENDER
o Isu gender pada Budaya Sekolah
• Kesenjangan gender dalam kaitan dengan partisipasi murid yang dapat ditunjukkan dengan proporsi jumlah murid di sekolah yang menyebabkan jenis kelamin laki-laki menjadi kelompok yang mendominasi dibandingkan dengan murid perempuan
• Stereotipi atau pembakuan citra dari peran-peran laki-laki maupun perempuan yang merugikan jenis gender lainnya.
o Isu gender pada Budaya Sekolah… lanjut
• Diskriminasi terhadap jenis kelamin tertentu sehingga menghalangi untuk mendapatkan hak-haknya serta melaksanakan peran-perannya di lingkungan sekolah
• Kekerasan berbasis gender, baik pisik, psikis maupun seksual, seperti memandang lebih rendah dan meminggirkan, pelecehan seksual, dan yang sejenisnya.
o Upaya Menciptakan Budaya Sekolah Responsif Gender
• Menciptakan rasa aman dan nyaman tanpa ada kekerasan fisik, psikis, seksual berbasis perbedaan jenis kelamin
• Memberikan penghargaan dan penghormatan sesuai dengan posisi dan perannya masing-masing
• Menghindari terjadinya diskriminasi gender baik terhadap laki-laki maupun terhadap perempuan
o Menciptakan Budaya Sekolah… lanjut
• Menghilangkan stereotipi gender baik mengenai fungsi dan peran laki-laki maupun perempuan
• Tidak menggunakan simbol-simbol, gambar, poster, lukisan dan bahasa verbal maupun non-verbal yang dapat menimbulkan pelecehan laki-laki maupun perempuan
(lihat suplemen_1)
o Upaya Menciptakan Sarana Prasarana Sekolah Responsif Gender
• Menyediakan sarana-prasarana yang mempertimbangkan kebutuhan berbeda antara laki-laki dan perempuan.
• Pemanfaatan sarana-prasarana yang tidak dominasi atas dasar perbedaan jenis kelamin.
• Meninjau kembali sarana-prasarana yang penggunaannya tidak ramah (kesulitan) pada jenis kelamin tertentu.
• Menyediakan sarana-prasarana untuk menunjang fungsi reproduksi dan kultural, misalnya: tempat penitipan anak, kamar mandi terpisah, dan transportasi yang aman, dll.
o Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Yang Responsif Gender
Yaitu APBS yang berorientasi terhadap pemenuhan kebutuhan untuk laki-laki dan perempuan secara setara, adil, dan seimbang.
o Indikator Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Yang Responsif Gender
• Seberapa besar anggaran untuk mempercepat terwujudnya kesetaraan gender di sekolah?
• Seberapa besar anggaran yang diperuntukkan pada kebutuhan perempuan sebagai tindakan khusus (affirmative action)?
• Seberapa besar anggaran untuk kebijakan dan program sekolah yang responsif gender dengan indikator akses, partisipasi, kontrol dan manfaatnya untuk laki-laki dan perempuan secara setara dan adil gender
(Lihat Suplemen_2)
o Pembelajaran Responsif Gender:
Yaitu pembelajaran yang memasukkan dimensi keadilan dan kesetaraan gender pada:
• Perencanaan/persiapan pembelajaran
• Pelaksanaan/proses Pembelajaran
• Evaluasi Pembelajaran
o PAKEM dan CTL Responsif Gender:
o KARAKTERISTIK PAKEM
AKTIF:
• Mengaktifkan peserta didik dan pendidikan, baik laki-laki dan perempuan;
• Mengaktifkan seluruh potensi fisik dan mental peserta didik, laki-laki dan perempuan, termasuk segenap indera maupun mental, moral dan spiritual;
o Aktif… lanjut…
• Melakukan kegiatan produksi, seperti: melalui percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga peserta didik secara fisik aktif dan mental dan semua indera terlibat secara aktif; dan
• Melakukan kegiatan berfikir dan menganalisis, dikaitkan dengan kebesaran sang Pencipta misalnya dalam menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia.
o KARAKTERISTIK PAKEM
KREATIF:
• Setiap peserta didik, baik laki-laki maupun perempuan, dapat melakukan eksplorasi dirinya agar tumbuh krativitas;
• peserta didik memiliki kebebasan untuk melakukan jenis-jenis kegiatan yang bukan hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas
• Sumber-sumber belajar yang digunakan bukan hanya dari guru atau dari buku pelajaran yang ada di sekolah, tetapi juga dari berbagai sumber belajar yang tersedia secara luas dalam masyarakat seperti, perpustakaan, musium, pegunungan, keadaan lalu lintas, kantor-kantor pemerintah, dsb.
o Kreatif… lanjut…
• Metoda yang digunakan tidak saja metode konvensional tetapi juga berbagai jenis metode yang mampu mengembangkan pemahaman dan kreativitas peserta didik baik laki-laki maupun perempuan
• Pendidik yang kreatif bukan hanya menjadi pengajar atau pemberi pelajaran, tetapi yang lebih penting adalah sebagai pengelola belajar peserta didik
o Kreatif… lanjut…
• Pendidik yang kreatif adalah yang dapat mendorong peserta didik untuk mendayagunakan sumber-sumber lingkungan
• Pendidik yang kreatif mampu mendorong peserta didik untuk secara kreatif mengidentifikasi isu-isu lingkungan sosial dalam bentuk perilaku manusia dalam hubungannya dengan manusia lain dan lingkungan alam.
o KARAKTERISTIK PAKEM
EFEKTIF:
• Mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang “didapat” oleh peserta didik, baik laki-laki maupun perempuan.
• Pembelajaran Efektif jika bermakna, bermakna jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra, daya pikir daya, daya cipta, pemecahan masalah dsb.
o KARAKTERISTIK PAKEM
MENYENANGKAN:
• belajar tanpa tekanan karena materi dan metoda mengajar yang digunakan menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik.
• dapat “dinikmati” baik oleh peserta didik maupun oleh pendidiknya itu sendiri.
• Siswa dilatih secara terus menerus dalam rangka mengembangkan multimkecerdasan, memenuhi ”empat olah” yaitu: Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga
o Menyenangkan … lanjut…
• Memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar mandiri, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal; dan
• Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan.
o PRINSIP PEMBELAJARAN RESPONSIF GENDER
• Memahami sifat anak laki-laki dan perempuan
• Mengenal laki-laki dan perempuan secara perorangan
• Memanfaatkan perilaku murid laki-laki & perempuan dalam belajar.
• Mengembangkan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah bagi laki-laki dan perempuan
o PRINSIP PEMBELAJARAN RESPONSIF GENDER
• Ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik bagi anak laki-laki dan perempuan
• Manfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang menarik bagi laki-laki dan perempuan
• Umpan balik untuk meningkatkan kegiatan belajar murid laki-laki dan perempuan
• Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental murid laki-laki dan perempuan
o Indikator Sekolah Responsif Gender
Aspek Pembelajaran:
Aspek Pembelajaran:
• Peserta didik perempuan dan laki-laki memperoleh akses, partisipasi, dan manfaat yang sama dari kegiatan belajar di sekolah, dengan mengakomodasikan perbedaan konstruksi gender mereka dalam proses pembelajaran di sekolah;
• Peserta didik perempuan dan laki-laki memperoleh hak dan kewajiban yang sama dalam belajar di sekolah, misalnya sama-sama dapat belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan;
o Pembelajaran….Lanjut
• Peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan cara yang efektif untuk berbagi pengalaman hidup yang cenderung memiliki pengalaman yang berbeda;
• Berkurangnya pola-pola dan perilaku sekolah yang dapat memarginalkan salah satu jenis kelamin; misalnya adanya kebebasan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam memilih pelajaran sesuai minat dan bakat;
o Pembelajaran….Lanjut
• Peserta didik laki-laki dan perempuan yang memiliki kesulitan belajar memperoleh pelayanan yang baik dan bermutu dari tenaga pendidik;
• Peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki pilihan peran yang beragam dibandingkan dengan peran-peran tradisional mereka dan tidak memiliki hambatan budaya dalam kehidupan mereka;
• Bahan ajar yang ada di sekolah seperti buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku bacaan, serta bahan dan alat peraga pengajaran terbebas dari materi yang memuat ‘gender stereotype’
o Peran Komite Sekolah:
• Penyusunan Rencana dan Program Pengembangan Sekolah
• Penyusunan RAPBS
• Pendukung Pelaksanaan Pendidikan
• Peningkatan Akuntabilitas Pendidikan
o Partisipasi Masyarakat dalam Mendorong Sekolah Responsif Gender:
Adalah keterlibatan masyarakat secara seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam hal akses, peran dan tanggung jawabnya; partisipasinya dalam fungsi kontrol dan pengambilan keputusan serta menerima manfaat secara adil.
Masyarakat yang dimaksud terdiri dari orangtua murid, tokoh agama, tokoh masyarakat, masyarakat sekitar sekolah, dunia usaha dan dunia industri.
o Komite Sekolah Responsif Gender:
Badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, efisiensi pengelolaan pendidikan, dan demokratisasi pendidikan dengan mempertimbangkan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan pada satuan pendidikan
o Peran Orang Tua dalam Mendukung Sekolah Responsif Gender:
• Memberikan pembelajaran secara langsung tentang kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga
• Memberikan keteladanan peran dan fungsi seluruh anggota keluarga tanpa membedakan laki-laki dan perempuan
• Mendorong motivasi belajar anak dengan memberikan lingkungan dan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar laki-laki dan perempuan
o Peran Orang Tua … lanjut…
• Mencegah perilaku negatif anak-anak terhadap narkoba, pergaulan bebas, tawuran/ perkelahian, minum minuman keras dan lain sebagainya.
• Mengenalkan hak-hak reproduksi, perlindungan anak beserta pencegahan kekerasan terhadap anak, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan
• Memilihkan program studi anak sesuai dengan kompetensi dan minat serta bakat anak, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan
o Indikator Sekolah Responsif Gender
Aspek Partisipasi Masyarakat:
Aspek Partisipasi Masyarakat:
• Komite sekolah memberikan peluang yang sama kepada laki-laki dan perempuan dalam mengisi kepengurusan dalam Komite Sekolah tersebut secara proporsional;
• Tidak terdapat kelompok marjinal (terutama perempuan) untuk terlibat dalam mendukung pemikiran, finansial, dan tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
o Partisipasi….Lanjut
• Tersedianya akses informasi kepada anggota masyarakat laki-laki dan perempuan secara seimbang mengenai hak dan tanggung jawab mereka sebagai bagian penting dari satuan pendidikan;
• Semakin berkurangnya peran-peran stereotipi perempuan dan laki-laki dalam kepengurusan dan kegiatan komite sekolah;
• Terdapat kesetaraan dalam pembagian peran dan tanggung-jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi antara laki-laki dan perempuan;
o Partisipasi….Lanjut
• Terdapat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan Komite Sekolah.
• Semakin besarnya peluang yang sama (antara laki-laki dan perempuan) dalam mengemukakan gagasan, pendapat, dan ide-ide yang ramah terhadap perbedaan.
• Semakin seimbangnya fungsi kontrol antara laki-laki dan perempuan dalam penyusunan RPS dan RAPBS.
o Partisipasi….Lanjut
• Pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis tanpa diskriminasi gender.
• Diberikan kesempatan secara proporsional antara laki-laki dan perempuan dalam melaksanakan fungsi kontrol terhadap penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan.
• Digunakannya instrumen evaluasi dan monitoring yang tidak bias gender terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah;
o Partisipasi….Lanjut
• Tersedianya informasi tentang kegiatan sekolah dan kemajuan serta kesulitan belajar siswa di sekolah untuk diakses oleh orangtua.
• Peserta didik laki-laki dan perempuan memperoleh hak yang seimbang dalam pembimbingan belajar anak di rumah untuk mendukung kegiatan belajar di sekolah.
Terima Kasih
Komentar
Posting Komentar
Bagi Kawan-Kawan Mohon untuk tidak memberikan Komentar SPAM, hal ini untuk kita bisa saling menghargai....
Untuk Sementara waktu admin akan memakai moderasi komentar