MITOS DAN FAKTA GENDER


Oleh:
Drs. AHMAD SUNARYA.,MPd.
KASI DIKMAS, KELEMBAGAAN DAN KURSUS
 pada Sosialisasi PUG
di Wisma Sinar Kasih, Cipanas, Cianjur
Cianjur, 9 Maret 2011


APA ITU MITOS?
Pandangan tertentu yang melekat kuat pada suatu masyarakat, berasal dari sumber yang tidak jelas, dan seringkali mengakibatkan pola perilaku yang tidak tepat.
Mitos berkembang disebabkan:
u  Kebiasaan-kebiasaan yang berkembang di masyarakat
u  Tradisi/kebiasaan atau norma masyarakat
u  Kecenderungan untuk mengambil kesimpulan secara berlebihan dari fakta yang ada


1.        MITOS
Pendidikan bagi anak laki-laki harus ditekankan untuk membuat mereka menjadi orang yang tegar, dan jantan. Sedangkan pendidikan bagi anak perempuan harus ditekankan untuk membuat mereka menjadi orang yang lemah lembut dan penurut.

FAKTA

u   Pendidikan yang hanya menekankan pada satu sifat saja, akan cenderung membuat anak kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi atau orang baru ketika dewasa kelak.
u   Laki-laki yang mengagungkan kejantanan menjadi pria dewasa yang kurang peka dan semaunya sendiri.
u   Perempuan mengagungkan kelemahlembutan dan penurut akan menjadi perempuan dewasa kurang berani menentuakan nasibnya 

2.        MITOS :
 Pendidikan  lebih baik diutamakan untuk anak laki-laki, sedangkan anak perempuan tidak terlalu perlu karena toh nasib anak perempuan juga ditentukan oleh siapa suaminya. Apabila dapat memperoleh suami berpendidikan tinggi akan ikut terangkat pula status sosialnya.


FAKTA

u Pendidikan bukanlah semata-mata masalah status, namun terutama lebih pada pembentukan wawasan, kemandirian, dan konsep diri yang lebih baik.
u Kenyataannya kebanyakan pria akan mengambil pasangan yang mempunyai pendidikan kurang lebih setingkat dengannya.
u Pendidikan yang semakin tinggi bagi perempuan, juga membuatnya mempunyai lebih banyak keunggulan.
u Jodoh adalah takdir yang tidak dapat ditebak oleh siapa pun.
u Bijaksana bagi orangtua memberi peluang yang sama bagi semua anaknya.


3.      MITOS
Apabila anak lelaki diizinkan bermain-main boneka, atau rumah-rumahan akan membuat mereka banci. Demikian juga apabila anak perempuan diizinkan bermain perang-perangan atau pistol-pistolan akan membuat mereka kelelaki-lakian (tomboy)

FAKTA
u   Pada dasarnya permainan untuk merangsang perkembangan anak, baik secara fisik, kognitif, emosi, sosial maupun bahasa.
u   Bentuk permainan yang beragam akan semakin memungkinkan anak mengembangkan kemampuan secara penuh.
u   Permainan boneka/rumah-rumahan akan membuat seorang anak akan lebih peka pada perasaan orang lain.
u  Permainan perang-perangan/pistol-pistolan paling tidak akan mengembangkan perasaan keadilan

4.        MITOS :
 Laki-laki memilih pekerjaan sebagai perancang busana atau pun di salon akan cenderung menjadi banci karena pekerjaan tersebut hanya cocok untuk perempuan. Sehingga sebaliknya anak laki-laki tidak memilih pekerjaan ini.

FAKTA
Perilaku kebanci-bancian tidak ditentukan karena kenyataannya banyak juga laki-laki yang memilih pekerjaan sebagai perancang busana atau perias di salon tidak berperilaku kebanci-bancian bahkan membina keluarga dan mempunyai anak

5.            MITOS :
Homoseks (hubungan seks antara lelaki dengan lelaki) atau lesbian (hubungan seks antara perempuan dengan perempuan) terjadi karena orang tua membiarkan anak laki-lakinya bermain permainan anak perempuan atau banyak bergaul dengan anak perempuan, dan membiarkan anak perempuan bergaul dengan laki-laki atau bermain permainan anak laki-laki.


FAKTA

u   Penyebab homoseks/lesbian masih menjadi perdebatan, karena tidak ada satu pun faktor utama yg dapat ditunjuk sebagai penyebabnya.
u Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kelainan hormonal atau problem emosional dan penyesuaian diri yang kurang terselesaikan secara tuntas, sebagai penyebab terbanyak berubahnya orientasi seksual seseorang sehingga menjadi homo atau lesbi

6.        MITOS :
Anak laki-laki tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan wajar kalau menangis.

FAKTA
u   Secara fisik, fungsi air mata untuk mengurangi ketegangan syaraf akibat peristiwa emosional yang mendalam.
u   Secara sosial, air mata menunjukkan bahwa orang masih peka dengan keadaan sekitar, dan membuat orang lain terdorong untuk menolong atau menghibur sehingga kedekatan hubungan sosial akan semakin mendalam.
u   Secara kejiwaan, menangis menunjukkan bahwa seseorang masih mampu memfungsikan kemampuan emosionalnya secara sehat dan memadai.
u   Kenyataannya, orang selalu membutuhkan pelarian apabila mengalami kesedihan, dan
u  Menangis adalah pelarian yang sehat

7.        MITOS :
Anak perempuan cenderung disuruh memakai rok, dan tidak selayaknya kalau selalu memakai celana panjang.

FAKTA
u Laki-laki Scotlandia justru memakai semacam rok untuk menunjukkan kelelakiannya.
u Kebebasan mengenakan pakaian sesuai dengan fungsinya sehingga anak akan mampu mengekspresikan diri dan kemampuan apa adanya.

8.  MITOS :
 Anak perempuan tidak boleh terlalu sering bermain-main di luar rumah, sedangkan anak laki-laki seharusnya lebih banyak bermain di luar rumah.


      FAKTA

  • Pembatasan ruang gerak akan mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan
  • Aktivitas di luar maupun di dalam rumah sama-sama diperlukan anak baik laki-laki maupun perempuan
  • Semakin banyak stimulasi positif akan semakin optimal perkembangan kemampuannya

9.        MITOS :
Pendidikan anak adalah tanggung jawab ibu

FAKTA

  • Kehadiran ayah maupun ibu sangat berperan dalam menentukan kepribadian anak.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik, emosi, dan sosial anak yang diasuh oleh kedua orangtuanya jauh lebih baik daripada hanya diasuh oleh salah satu orang tua.
  • Tidak bertanggung jawab bila sang ayah hanya berperan saat ‘pembuahan’ tanpa campur tangan untuk ikut menangani hasil ‘pembuahan’ tersebut.

10.    MITOS :
Tidak wajar bagi anak laki-laki untuk berada di dapur (memasak atau membantu memasak), sedangkan anak perempuan harus dapat memasak


FAKTA

  • Laki-laki lebih mempunyai kestabilan dalam hal rasa, perempuan kurang stabil karena pengaruh hormonal.
  • Koki laki-laki cenderung lebih konsisten dalam kualitas rasa dibanding koki perempuan.
  • Laki-laki justru akan terasah kepekaan indranya, kreatif merangkai rasa.

11.        MITOS :
 Anak laki-laki lebih pandai dalam hal berhitung dari pada anak perempuan, sedangkan anak perempuan lebih pandai dalam hal bahasa dibandingkan anak lelaki.


FAKTA

  • Otak laki-laki cenderung lebih terdeferensiasi (khusus), perempuan cenderung general (umum).
  • Boleh jadi laki-laki lebih mahir dalam hitungan, namun perempuan lebih mahir dalam konsep berhitung.
  • Tetapi dengan efek latihan akan membuat perbedaan tersebut tidak terlalu berpengaruh

12.         MITOS :
Anak perempuan lebih emosional daripada anak laki, dan anak lelaki lebih logis (mengedepankan akal/pikiran) daripada anak perempuan.

         FAKTA

  • Pada dasarnya emosional adalah kecenderungan untuk mudah dikuasai oleh emosi.
  • Tidak pernah perbedaan yang berarti antara laki-laki dan perempuan dalam hal kemampuan mengendalikan emosi.
  • Penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan logika lebih banyak dipengaruhi oleh pendidikan dan wawasan bukan oleh jenis kelamin

13.        MITOS :
Perempuan lebih mampu bersosialisasi daripada lelaki

FAKTA

  • Mitos berawal dari fakta bahwa biasanya perempuan mempunyai lebih banyak teman daripada lelaki.
  • Dalam masyarakat kita, umumnya laki-laki yang boleh mengejar-ngejar perempuan, bukan sebaliknya, sehingga terkesan perempuan mempunyai teman lebih banyak dari laki-laki.
  • Sosialisasi sebenarnya adalah pilihan bebas dari seseorang, dan disini yang banyak berperan justru kecenderungan ekstrovert (terbuka) atau introvet (tertutup)

14.        BAGAIMANA MELURUSKAN MITOS-MITOS YANG TIDAK TEPAT/SALAH TERSEBUT?
·         Dimulai dari diri sendiri
·         Pendidikan dan latihan kepekaan gender
·         Penyebarluasan informasi yang lebih tepat untuk menepis mitos-mitos yang salah
·         Diskusi nilai adil gender
·         Saling berbagi informasi yang lebih adil bagi anak-anak kita
Mempelajari lebih dalam penafsiran dalam kitab suci

Komentar