Strategi Pengelolaan PKBM ( Studi Kasus Keterterapan Metode Penggabungan Pengelolaan Unit Usaha dengan Program PLS di PKBM Gajah Mada Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Jatim).

Dono Wistoro


Abstrak



Agar program tersebut mudah diketahui, di mana dan bagaimana program tersebut dilakukan secara terpusat, maka dibentuklah lembaga dengan nama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang disingkat PKBM. Fenomena dari adanya booming dana block grant PKBM ini membuat bermunculan PKBM di beberapa daerah. Di Kabupaten Mojokerto terdapat enam lembaga PKBM, hingga sekarang yang masih eksis hanya dua PKBM termasuk PKBM Gajah Mada. Yang sangat menarik  dalam mengelola PKBM tersebut,  ada strategi yang dilakukan sehingga keberadaannya hingga kini masih tetap eksis dan adanya  komitmen ke depan tanpa didukung dana proyek mampu menyelenggarakan program PLS secara swadana  sebagai upaya menuju kemandirian.

Fokus Penelitian adalah (1) Mengapa PKBM tetap dapat menyelenggarakan program PLS secara mandiri sampai sekarang.(2) Bagaimana strategi pengelolaan yang terkait keterterapan metode penggabungan unit usaha dengan program PLS.
Untuk menjawab  permasalahan-permasalahan  di atas, maka penelitian dirancang dengan pendekatan penelitian kualitatif dengan disain studi kasus.  Informan utama adalah pengelola meliputi ketua, sekretaris, bendahara, penanggung jawab program, Nara Sumber Teknis (NST) dan tutor. Mereka dianggap orang-orang yang tahu persis pengelolaan PKBM Gajah Mada. Informan penunjang meliputi : pengelola PKBM yang sejenis dan birokrat ; seperti Penilik PLS yang memiliki program PKBM, Kacabdin Pendidikan  Kecamatan, Kasubdin, Kasi PLS dan warga belajar  serta  masyarakat umum. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data dilakuka dengan  memberikan intrepretasi secara berulang-ulang terhadap peristiswa dan fenomena selama melaksanakan pengelolaan program block grant PKBM, dengan maksud untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Dari hasil penelitian diketahui dan ditemukan  perjalanan perintisan PKBM mulai pinjam tempat yang kurang memenuhi syarat hingga dapat memiliki gedung yang cukup strategis dan representative yang dilakukan dengan cara menyewa. Juga   adanya strategi yang dilakukan dalam mengelola   programblock grant PKBM  yang dilakukan model atau pola yang  punya karakteristik tersendiri. Temuan ini disusun dengan sistematis berdasarkan komponen manajemen, yaitu di kenal 6 M +1T, meliputi Man, Money, Material, Method, Machine, Market + Trust.
Selanjutnya hasil temuan ini dibahasan sesuai teori  manajemen, yaitu (1) Penerapan fungsi manajemen dalam pengelolaan PKBM, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/pengarahan dan pengendalian/pengawasan. (2) Ditemukan makna strategi pengelolaan terkait keterterapan metode penggabungan unit usaha dengan program PLS.
Simpulan dari temuan penelitian ini adalah adanya pola-pola pengelolaan sebagai startegi-strategi yang harus dilakukan oleh  pengelola PKBM agar kelangsungan PKBM dapat  eksis adalah : (1) Pola pelembagaan  PKBM dibentuk kepengurusan banyak dari unsure guru SD (patrimonial manajemen)sehingga cenderung paternalistic, kolektivitas dan professional manajemen (2) Pola rangkap jabatan bagi dalam kepengurusan PKBM (3) Pola gendong inditpendanaan dalam situasi yang darurat (4) Pola pengadminstrasian terbuka ditandai transparansi  pelaporan keuangan.. (5) Pola kebersamaan dan saling membantu atau tolong menolong. (6) Pola kepemimpinan menejerial  dari  ketua pengelola yang dilakukan dengan fleksibel. (7) Pola belajar dengan fasiltas seadaanya dan belajar kontektual. (8) Pola pengutamaan kepuasan kepada para pelanggan/warga belajar. Sedangkan makna strategi pengelolaan  terkait keterterapan metode penggabungan unit usaha dengan progam PLS (1) Penerimaan dana block grant PKBM, dimaknai pengurus PKBM Gajah Mada harus diwujudkan unit usaha yang produktif  (2) Unit usaha produktif bisa cepat beroperasi dan segera menghasilkan uang. (3) Adanya diversifikasi usaha. (4) mempriyoritaskan program yang dibutuhkan  masyarakat dan pengembangan program dikelola secara swadaya sebagai upaya untuk memandirikan PKBM.  (5) Program PLS memiliki daya jual yang bisa diakses dalam dunia pekerjaan
Berdasar temuan penelitian  saran-saran yang dapat dipertimbangkan pemerintah pusat (diklusepa) dan pengelola PKBM adalah (1) Strategi Pemilihan tempat yang strategis dan representatif sangat diperlukan.(2)Pola pelembagaan PKBM diharapkan dapat dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, (3) pola rangkap jabatan dipertimbangkan. (4) mengembangkan kreatifitas pada pengelolaan (5) unit usaha dipandang sebagai tulang punggung sumber pengelolaanPKBM. (6) Keberadaan program block grant PKBM sangat baik dan perlu dikembangkan. (7) Pola  kredibilitas dan pengalaman  dalam mengembangkan program pemberdayaan masyarakat dipriyoritaskan bagi calon penyelenggara (8) Pola tehnologi pembelajaran perlu dikembangkan secara bertahap.

Komentar